Semarang, jatengtrust.com- Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat La Nina bisa mengakibatkan cuaca ekstrem berupa hujan deras yang di sertai angin kencang dan petir.

Kewaspadaan mesti ditingkatkan untuk mengantisipasi dampak di wilayah laut dan pesisir. masyarakat, khususnya warga pesisir, nelayan, maupun mereka yang beraktivitas di laut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menyebutkan mengenai fenomena La Nina yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia. Sehingga bisa menyebabkan bencana, seperti gelombang tinggi dan banjir.

La Nina harus diantisipasi oleh Semua Pihak, baik Pemprov Jateng, kabupaten, kota sampai ke tingkat desa, dengan koordinasi sejumlah instansi terkait. Pasalnya, ada area atau sektor yang terdampak minimal pertanian, perhubungan dan perikanan.

Simulasi kebencanaan oleh pemeritah harus sudah mulai di laksanakan, Juga harus memikirkan, bagaimana  nelayan yang tak melaut, bagaimana dampaknya. Pemerintah harus mendorong, seperti memberi asuransi nelayan dan petani,  jelasnya, dalam Dialog Bersama Parlemen Jateng dengan tema Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina, di Hotel Getz Semarang, Senin (19/10/2020).

Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid mengatakan bencana alam akibat musim hujan setiap tahun ada. Sehingga koordinasi antara Pemprov Jateng, kabupaten dan kota serta instansi terkait sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini, dimana sejumlah wilayah di Jateng Selatan terindikasi masuk kategori rawan gelombang tinggi, seperti di Cilacap, Banyumas, Purworejo, dan Kebumen.

Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota diimbau untuk menyiapkan langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak La Nina.

Koordinasi Pemprov Jateng dan Kabupaten/Kota dan instansi terkait tersebut untuk menyiapkan tenaga, peralatan, dan alokasi anggaran serta lainnya. Juga kesiapan rumah singgah dan jalur evakuasi untuk pengungsi, juga kesehatan berupa obat-obatan dan tenaga medis. Di samping itu semua pihak pun harus selalu waspada terhadap La Nina, tutur Abdul Hamid.

Adi Widagdo  Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jateng  mengatakan, saat ini pihaknya sebagai antisipasi la nina,sudah menyiapkan peralatan,tempat pengungsian dan lainya, pihaknya juga telah berkordinasi dengan kabupaten kota terkait dengan antisipasi la Nina, imbuhnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Semarang/Koordinator BMKG Jateng Tuban Wiyoso mengatakan, saat ini Jateng sudah masuk masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Oktober sampai Akhir November sudah masuk musim hujan. Sedangkan mulai Bulan November dan Desember curah hujan akan meningkat, juga pada Desember dan puncak musim hujan ada pada Januari dan Februari.

Yang harus di waspadai oleh masyarakat adalah angin kencang, hujan lebat ,petir, petir juga berbahaya.kalau hujan lebat jangan berteduh di bawah pohon karena sangat berbahaya, dan parit-parit juga harus mulai di bersihkan agar aliran parit lancar, pungkasnya.(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.