Semarang, jatengtrust.com- Cegah radikalisme Tim Divhumas Mabes Polri bersama Polda Jateng menggelar acara Focus Group Discussion (FGD), dengan tema “Terorisme Musuh Kita Bersama”, dengan menghadirkan narasumber mantan pelajar dari Suriah asal Indonesia bernam Muhammad Najih Arromadloni, acara ini digelar di Mapolrestabes Semarang, Kamis pagi (22/4/21).
Kegiatan FGD ini dihadiri, Kabag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan S.H., M.S., Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar dan beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat Kota Semarang, serta Akedimisi, dan juga Tim Divhumas Polri.
Dikatakan Mantan pelajar dari Suriah, Muhammad Najih Arromadloni, dalam acara FGD tersebut, mengungkapkan, bahwa bahaya radikalisme dikalangan anak muda bangsa indonesia sangat membahayakan generasi muda, dan sangat berpengaruh buruk terhadap mereka.
“Paham radikalisme ini sangat berbahaya, karena mereka menciptakan generasi baru untuk menjalani aksi terorisme mereka, dan menjadikan mereka anggota terorisme,” kata Muhammad Najih Arromadloni, saat menjadi Narsum FGD di Polrestabes Semarang.
Dijelaskannya, dengan adanya sosialisasi seperti ini, mengenai bahaya paham radikalisme yang menyebabkan aksi terorisme di Indonesia. Ia sangat mendukung program ini, karena jika generasi muda tidak cepat di berikan akan menjadj korban radikalisme.
“Hal ini merupakan tugas saya untuk menyampaikan bahayanya paham radikalisme, karena sebagai Tokoh Masyarakat dan juga pengalaman saya selama mengenyam pendidikkan di Suriah,” tuturnya.
Najih juga menjelaskan, konflik disuriah yang hingga sekarang ini masih terjadi hal ini diakibatkan adanya pemahaman yang berbeda.
“Seperti ISIS yang berada di negara Timur Tengah, berbeda dengan JAD yang ada di Indonesia. Namun pemahamannya hampir sama, dan sangat membahayakan, karena mereka melalui cuci otak kepada generasi muda dengan Radikalisme,” ungkapnya.
Aksi teror ini, Lanjut Najih, memang memiliki jaringan dari Solo, Jawa Tengah ini. Karena itu, Kota Semarang sangat dekat dengan wilayah Solo, sehingga paham radikalisme mudah masuk kepada generasi muda, hal ini yang sangat perlu dilakukan antisipasi melalui forum ini.
“Untuk itu, di dalam acara ini, saya sampaikan bahaya radikalisme yang bisa menyebabkan generasi muda melakukan aksi teror di negara kita ini. Sebab, mereka sangat mudah melakukan cuci otak kepada anak anak muda sekarang ini,” tandasnya.
Dia juga mengajak semua yang hadir dalam FGD ini, untuk menjaga dan memberikan penjelasan bahaya dari radikalisme kepada generasi muda. Jangan sampai anak anak muda terjerumus dalam paham radikalisme yang salah.
“Mari kita jaga generasi muda kita di negara tercinta inj, jangan sampai mereka mengikuti dan salah jalan, sehingga masuk dalam jaringan terorisme,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan S.H., M.S., menjelaskan, bahaya paham rafikalisme ini, sasarannya adalah anak anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa atau sering di sebut generasi milineal, melalui akademisi dan kegiatan FGD ini.
“Dengan hadirnya FGD untuk akademisi ini, tetntunya akan meneruskan kepada anak didiknya atau generasi muda lainnya mengenai bahaya paham radikalisme ini. Diharapkan para akdemisi dan tokoh masyarakat dapat mengawasi dan memberikan pengertian kepada peserta didik dan generasi muda yang ada di Jawa Tengah,” harap Ahmad.
Selain itu, kata Ahmad, menambahkan, pengalaman dan penjelasan serta pengertian dari narasumber dalam kegiatan ini, Muhammad Najih Arromadloni, yang juga mantan pelajar di Suriah. Hal ini sangat perlu dan ditanamkan dalam generasi muda sekarang ini.